Lingkaralam.com,Rembang– Lis (22) Asal Tuban Jawa Timur bercerita kepada pewarta lingkaralam.com, Bekerja di tempat hiburan malam seperti mati akal dan gak bisa di nalar, Sebab salah satu pemilik rumah karaoke di kawasan Jalan lingkar mondoteko Rembang Jawa Tengah, kurang profesional di dalam menejemen .Jumat (02/06/2023).
Pilihan Lis adalah “Resign” (mengundurkan diri) dari pada pemilik rumah karaoke tidak profesional contoh seperti halnya membayar gaji salah satu para pemandu lagu (PL) yang sering juga disebut purel atau kadang lady escort alias LC,sampai saat ini belum terselesaikan dengan alasan belum di bayar oleh tamu,”Tuturnya.
Dia sangat menyayangkan,Pada hal rumah karaoke sebesar ini, Didalam menejemen keuangan cafe sebesar ini nampak kurang profesional alias ambur radul, Ketika Lis bertanya gaji terakhirnya,lewat via sms aplikasi whatsapp di balas dengan singkat “Nunggu tamu membayar,”Cerita Lis kepada awak media.
Masih nyangkut gaji terakhirnya dengan nominal Rp 700 ribu,menurutnya dengan nominal segitu sangat banyak, Bisa di buat kebutuhan selama di rumah sambil menunggu dapat pekerjaan di lain tempat,Karena kami tidak ada pemasukan lain, Kami sebagai tulang punggung keluarga. hal ini sama dengan menyetop semua kebutuhan anak dan keluarga yang ada di kampung.”Kata Lis yang bertato pokemon di punggungnya.
“Mulai Resign dari pekerjaan tersebut,dan tidak memiliki usaha lain. Kami bertahan hidup dari uang tabungan. Tapi jumlahnya kian menipis,” tutur cewek asal Jawa Timur di salah satu cafe di kawasan Kota Bojonegoro.
Hidup harus berjalan terus. Seperti halnya bayar sewa dan cicilan jalan terus meski pemasukan enggak ada. Dia akhirnya memutuskan pulang kampung kembali satu atap dengan orang tuanya adalah satu satunya jalan keluar.
Didumah adalah pilihan “bersembunyi” dari kejaran persoalan dan tanggungjawab. Baik kepada keluarga maupun orang-orang di luar sana yang tak pernah mengenal belas kasihan,”Cerita Lis kepada pewarta lingkaralam.com.
Dia mengatakan, persaingan di dunia malam sangat kejam hampir setiap hari yang di konsumsi adalah minum beralkohol.Miris kehidupan yang di alami wanita sebagai pemamdu lagu (PL),Terutama di dalam “rumah karaoke” yang penuh dengan persaingan dan tidak pernah mengenal belas kasihan.
Sebagai sesama pemandu lagu, panggung sebagai arena mencari nafkah adalah persaingan yang tak bisa dihindari. Tapi, ketika pesta di atas panggung usai dan lampu-lampu dimatikan, mereka kembali ke dunia nyata dan saling membutuhkan.[]
Oleh: M Zainuddin