Selasa, Desember 10, 2024
spot_img

Jalan Rigid Desa Kedungprimpen Sudah Retak Parah Meski Baru Selesai Dikerjakan, Dinas Pasif Komentar

Lingkaralam.com, Bojonegoro Pembangunan jalan rigid di Desa Kedungprimoen, Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro mengalami kerusakan yang terbilang parah. Padahal jalan tersebut baru selesai dikerjakan. Pembangunan jalan yang menelan anggaran hingga Rp 1,3 miliar bersumber dari anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Desa mendapat beragam tanggapan dari masyarakat.

Menyiasati kerusakan pekerjaan tersebut, pelaksana teknis menyiram semen dipermukaan titik-titik kerusakan konstruksi jalan rigid tersebut.

Di sepanjang Jalan Rigid di Kedungprimpen tersebut nampak juga belum adanya saluran irigasi. Padahal saluran irigasi mempunya fungsi menjaga dan mencegah potensi timbulnya kerusakan jalan dan penguat struktur jalan.

Menanggapi hal tersebut, salah seorang pengamat pekerjaan beton dan juga pengelola perusahaan beton yang enggan disebutkan namanya memberikan pendapatnya.

“Banyak faktor yang menyebabkan konstruksi jalan rigid sering mengalami kerusakan, salahsatunya diantaranya kurang padatnya lapisan yang berada diatas tanah dasar mengingat lapisan tersebut berfungsi menerima pembebanan,” katanya, Rabu (17/5/2023).

“Begitupula dengan Strauss, kedalamannya setidaknya harus 120 hingga 150 Cm sehingga dapat menjaga kestabilan konstruksi jalan tersebut dengan baik,” tambah dia.

Disebutkannya, besi Wiremesh pabrikasi dan hasil merakit sendiri tentunya juga akan menentukan kualitas yang berbeda. Menurutnya, hasil pabrikasi dirakit dengan dasar prosedur standarisasi yang telah ditentukan.

“Intinya banyak sebab yang mengakibatkan konstruksi beton mengalami kerusakan seperti retak dan sejenisnya,” katanya.

Menurutnya, perbaikan keretakan beton bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah menggunakan metode grouting.”Namun metode grouting pun harus dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai petunjuk teknisnya,” kata dia.

Disinggung prihal pekerjaan serupa dengan leading sektor Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dirinya berpendapat, bahwa pekerjaan dinas jauh lebih antisipatif.

“Kalau dinas sudah diantisipasi sejak dimulainya perencanaan. Seperti menggunakan Wiremesh double dengan ketebalan 20 Cm hingga mutu readymix fc 30 Mpa. Selain itu juga didukung metode pelaksanaan yang benar. Begitupula pengawasan pelaksanaannya juga intensif dilakukan untuk meminimalisir celah-celah kecurangan di lapangan,” katanya.

Masih seperti biasanya, Kepala Inspektorat Bojonegoro saat dimintai konfirmasi prihal pekerjaan pembangunan jalan rigid di Desa Kedungprimpen belum juga memberikan komentarnya.

Begitupula Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) juga belum memberikan komentarnya saat dimintai komentarnya terkait pelaksanaan pembangunan jalan rigid di Desa Kedungprimpen yang mutu dan kualitasnya banyak dikeluhkan warga dan pengguna jalan.

Oleh : M. Zainuddin

Baca juga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Terkini

error: Konten diproteksi!