Tuban, Lingkaralam.com – Kisah Mbah Darmi (53) yang beralamat Desa Karangrejo Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban ini, tergolong unik, meski orang lain mungkin bisa geleng-geleng kepala. karena di laporkan keponakan sendiri ke Polsek Bancar, sebab gak terima di pukul menggunakan sapu.
Beberapa warga menggatakan, berawal keponakan yang berinisial (HR) mendatangi rumahnya terus marah-marah tidak terima gara – gara di katakan tanah yang di tempati adalah warisan, kemudian emosi dan bernada tinggi, yang lebih parahnya lagi menduding lalu mengatakan punya hutang gak mau bayar.
Mendengar mulut keponakan (hutang gak mau bayar) membuat kedua telinga mbah Darmi bertambah panas, maka menakut nakuti dengan memukul menggunakan sapu, namun keponakannya itu malah membentak – bentak cepat pukul, lalu mbah Darmi merasa lebih tua di bentak gak terima, akhirnya di pukul tangganya.”kata beberapa tetangga mbah Darmi kepada lingkaralam.com.
Kemudian sang keponakan yang berinisal HR langsung melaporkan (mbah Darmi) atas dasar pemukulan terhadap dirinya itu, bahkan tanpa di pertimbangkan kalau mbah Darmi adalah masih keluarga dalam urutan nasab,” kata warga lainnya.
Sebelum kasus ini di laporkan ke Polsek Bancar, sudah di lakukan mediasi di tingkat Pemerintah Desa (Pemdes) mencari solusi, agar tidak sampai ke ranah hukum, namun upaya tersebut tidak membuahkan berhasil, karena HR tetap melanjutkan kasus ini, sebab tidak terima di pukul sapu.”tutur salah satu keluarga mbah Darmi.
Darmi merasa sedih dan tertekan dengan masalah yang dihadapinya saat ini. selain itu mbah Darmi juga mempunyai kewajiban merawat suaminya yang sedang sakit. hal ini menurut panitera kejaksaan kasus tersebut masuk ke dalam kasus penganiayaan.(Red).