Minggu, November 23, 2025
spot_img

Jalan Rigid Sidobandung–Duyungan Retak Meski Baru Selesai, Warga Kecewa

Bojonegoro, Lingkaralam.com – Proyek peningkatan jalan rigid beton yang menghubungkan Desa Sidobandung dan Desa Duyungan, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, kembali menjadi sorotan publik. Jalan tersebut kini mengalami keretakan cukup parah, meski baru beberapa bulan selesai dibangun pada tahun anggaran 2024.

Proyek dengan nilai kontrak Rp 7,148 miliar itu dikerjakan oleh CV Setya Karya melalui kegiatan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPU BM) Kabupaten Bojonegoro. Pembangunan rigid beton menggunakan anggaran APBD 2024.

Warga mengaku kecewa setelah melihat kondisi jalan rigit beton yang mulai rusak meski usianya belum genap satu tahun. Padahal, ruas tersebut merupakan akses penting yang menghubungkan aktivitas warga di dua desa.

“Rigid beton ini selesai sekitar satu tahunan, tapi sekarang sudah retak parah. Kami sebagai warga Bojonegoro, tentunya  ingin menikmati jalan yang bagus. Baru beberapa bulan selesai sudah seperti ini, ya kecewa, Mas,” ujar salah satu warga.

Warga juga mempertanyakan langkah yang akan diambil oleh pihak pelaksana maupun dinas terkait untuk menangani keretakan cor beton tersebut. Ia menilai perbaikan jalan rigid tidak semudah tambal sulam. Ini kan beton. Terus bagaimana memperbaikinya? Apa harus dibongkar lagi? Wallahu A’lam. Biar orang-orang besar saja yang mengurus,” ungkap warga dengan nada pasrah.

Masyarakat berharap Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, dapat turun langsung meninjau proyek tersebut untuk memastikan kualitas pekerjaan yang telah menyerap anggaran miliaran rupiah itu.

“Harapannya Pak Bupati bisa lewat sini, supaya melihat sendiri kondisinya,” tambah warga lainnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, retakan yang muncul masuk kategori retak struktural, yakni retakan yang menembus hingga ke bagian bawah beton. Jenis kerusakan ini berpotensi mempercepat kerusakan jalan bila tidak segera ditangani secara tepat.

Indikasi awal mengarah pada dugaan adanya kekurangan dalam proses perawatan beton (curing) pada saat pengerjaan. Curing yang tidak maksimal dapat menurunkan kekuatan beton dan mempercepat munculnya retakan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak DPU Bina Marga Bojonegoro maupun kontraktor pelaksana belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab kerusakan pada proyek rigid beton tersebut.(Tim/LA).

Baca juga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Terkini

error: Konten diproteksi!