Bojonegoro, Lingkaralam.com – Proyek pembangunan jembatan di Desa Pagerwesi, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, menjadi sorotan warga. Hal itu dipicu oleh adanya temuan penggunaan buis beton yang diduga berasal dari home industri dan belum memiliki label Standar Nasional Indonesia (SNI).

Berdasarkan pantauan di lapangan, terlihat sejumlah buis beton yang masih dalam kondisi polos dan belum menunjukkan tanda sertifikasi resmi. Kondisi tersebut memunculkan pertanyaan mengenai standar mutu material yang digunakan dalam proyek jembatan tersebut.

“Buis beton yang datang banyak belum ada label SNI, terlihat polos semua. Dari bentuknya juga seperti bukan produk pabrikan resmi,” ujar salah satu warga Pagerwesi yang enggan disebut namanya.

Proyek jembatan tersebut diketahui bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas warga dan mendukung kegiatan perekonomian desa. Namun, dugaan penggunaan material non-SNI dikhawatirkan dapat berpengaruh pada kekuatan struktur dan umur konstruksi di kemudian hari.

“Kalau materialnya sejak awal tidak sesuai standar, ya pasti hasilnya tidak maksimal. Pemkab Bojonegoro harus turun mengecek agar tidak sia-sia,” imbuh warga tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, pihak pelaksana proyek maupun pemerintah dasa (Pemdes) belum memberikan tanggapan resmi atas temuan tersebut.

Masyarakat berharap Pemkab Bojonegoro melakukan evaluasi lapangan serta meningkatkan intensitas pengawasan agar pelaksanaan proyek sesuai spesifikasi teknis dan ketentuan yang berlaku.

“Ini proyek dari uang rakyat. Pengawasan harus intensif supaya tidak ada celah penyimpangan. Kalau Pemkab Bojonegoro jarang turun ke lapangan, dikhawatirkan justru membuka peluang terjadinya penyimpangan,” tambah warga lainnya.

Sebagai informasi, proyek jembatan di Desa Pagerwesi, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro tersebut bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) Tahun Anggaran 2025, dengan nilai pagu sebesar Rp 859.485.000,00. (Tim/LA).