Lingkaralam.com, Tuban – Beberapa kontraktor di Tuban mengeluh ihwal Contract Change Order (CCO). Banyaknya CCO menyebabkan pihak penyedia jasa mengalami masalah dalam pembiayaan proyeknya.

CCO bagian dari optimalisasi fungsi bangunan yang kebanyakan disebabkan karena beberapa faktor. Penyebab CCO diantaranya seperti ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi lapangan, adanya kesalahan desain ataupun gambar dari konsultan perencana, perbedaan volume yang cukup signifikan antara gambar, kondisi lapangan ataupun bill of quantity (BQ) atau mungkin faktor lainnya.

“Banyaknya CCO dalam pelaksanaan proyek di Tuban seringkali membuat kita merugi. Karena kadang ada perubahan yang menurut kita ekstrim yang pada endingnya membuat pembiayaan kita menjadi bengkak,” kata salah seorang kontraktor lokal Tuban yang tidak ingin disebutkan namanya.

Dirinya berharap perencanaan dapat dilakukan secara profesional. Baik saat survei di lokasi dalam upaya mengidentifikasi kondisi kebutuhan perencanaan, ataupun ihwal gambar maupun volume.

“Kadang antara kondisi lapangan dengan pekerjaan proyek kurang sinkron. Akibatnya terjadi CCO. Kenapa hal-hal seperti ini seringkali terjadi dan tidak diantisipasi sebelumnya,” katanya, Kamis (10/10/2024).

“Teman-teman kontraktor lain juga banyak yang mengeluh terkait CCO. Kesalahan desain ataupun perubahan volume pekerjaan yang cukup signifikan berpotensi akan menyebabkan terjadinya pembengkakan pada biaya proyek,” katanya.

Informasi yang didapat media Lingkaralam.com menyebutkan, dari 120 paket kegiatan proyek yang berada di bidang Sumber Data Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPR PRKP) Tuban 50 paket diantaranya melakukan CCO.

Seperti biasa, Kabid DPU SDA Tuban, Ichwan Sulistyo saat dikonfirmasi media ini hanya pasif.

Oleh : M. Zainuddun