Kamis, Oktober 31, 2024
spot_img

Ketentuan Ihwal Awal dan Akhir Ramadhan 2023 Menurut Kemenag Tuban

Lingkaralam.com, Tuban – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Dr. H. Ahmad Munir, M.Hum mengatakan, Bulan Ramadhan 1444 H / 2023 M akan segera tiba bersamaan dengan berakhirnya bulan Sya’ban. Mungkin ada pertanyaan yang sering tersirat di masyarakat, yakni kapan kira-kira awal dan akhir Ramadhan, serta awal Syawal ?

“Pertanyaan ini wajar mengingat masih sering terjadinya perbedaan dalam mengawali dan mengakhiri Ramadhan di Indonesia terutama organisasi NU dan Muhammadiyah, dan kami bersama Tim Badan Hisab Rukyat akan melaksanakan kegiatan Rukyatul Hilal, insyaallah besok Rabu sore,” kata H. Ahmad Munir, Selasa (21/03/2023).

Dijelaskan H. Ahmad Munir, rukyatul hilal itu memang sesuai perintah agama dan apa yang telah dilakukan Nabi serta selalu dilaksanakan pada tanggal 29 hijriyah diakhir bulan, khususnya akhir bulan Sya’ban untuk menentukan awal Ramadhan dan akhir Ramadhan dalam menentukan awal Syawal, bagaimanapun kondisi hilal pada waktu itu.

“Apabila saat dilaksanakannya rukyah, hilal terlihat, maka keesokan harinya masuk tanggal satu (1), namun apabila hilal tidak berhasil dilihat, entah karena tertutup mendung ataupun faktor lainnya, maka dilakukanlah istikmal atau penggenapan hari dalam bulan tersebut menjadi tiga puluh (30) hari. Dalam kajian ilmu falak, untuk mengetahui awal dan akhir Ramadhan sangat tergantung pada kondisi hilal secara astronomis,” kata H. Ahmad Munir.

Sementara itu, Kasi Bimas Islam Kemenag Tuban Mashari, menambahkan, dari hal tersebut di atas, ada tiga data yang perlu diketahui secara astronomis.

  1. Konjungsi geosentrik atau ijtima’ yaitu peristiwa ketika nilai bujur ekliptika bulan sama dengan nila ekliptika matahari dengan diandaikan pengamat berada di pusat bumi.
  2. Tinggi hilal merupakan jarak sudut antara piringan bawah hilal dengan garis ufuk barat yang terbentuk saat matahari terbenam di tempat pengamatan.
  3. Elongasi bulan, yaitu jarak sudut antara pusat piringan bulan dengan pusat piringan matahari yang terbentuk saat matahari terbenam di markas, tempat pengamatan.

Dijelaskannya, untuk Kabupaten Tuban, berdasarkan hisab kontemporer, dengan mengambil tempat di menara Rukyatul Hilal Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, data astronomis awal Ramadhan 1444 Hijriah adalah sebagai berikut :
Ijtima’ atau konjungsi terjadi pada Rabu Pahing 22 Maret 2023 pukul 00:27 WIB. Tinggi hilal geocentris saat matahari terbenam pukul 17:43 WIB di lokasi pengamatan adalah 08° 24′. Sedangkan sudut elongasinya adalah sebesar 09° 55′.

Dari tiga data astronomis tersebut dapat dipastikan bahwa 1 Ramadhan 1444  H / 2023 M akan jatuh pada hari Kamis Pon 23 Maret 2023. Hal ini dikarenakan data astronomis hilal telah memenuhi kriteria Neo-MABIMS (Musyawarah Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura) atau kriteria imkanur rukyah yang baru, yakni 3 derajat untuk tinggi hilal-nya dan 6,4 derajat untuk elongasinya. “Dengan demikian antara  NU dan Muhammadiyah insyaallah tidak ada perbedaan untuk mengawali Ramadhan tahun ini,” katanya.

Adapun data astronomis akhir Ramadhan 1444 Hijriah untuk lokasi pengamatan yang sama di Menara Rukyatul Hilal Desa Banyuurip adalah sebagai berikut :
Ijtima’ atau konjungsi terjadi pada hari Kamis Legi 20 April 2023  pada pukul 11:16 WIB. Tinggi hilal geocentric saat matahari terbenam pada hari tersebut di lokasi pengamatan adalah 01° 58′. Sedangkan sudut elongasinya adalah 01° 58.

Data astronomis hilal akhir Ramadlan ini tentu masih jauh dari kriteria Neo-MABIMS, sehingga untuk jatuhnya awal Syawal 1444 H / 2023 M berpotensi berbeda.

Sementara itu dari kriteria Wujudul Hilal menetapkan bahwa tanggal 1 Syawal adalah hari Jumat Pahing 21 April 2023 dengan jumlah hari bulan Ramadhan 29 hari. Hal inilah yang kemudian jauh-jauh hari Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Majlis Tarjih dan Tajdid dalam Maklumat No.1/MLM/1.0/E/2023 telah menetapkan Idul Fitri 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023.

Sementara Neo-MABIMS yang diikuti organisasi NU berdasarkan parameter barunya tentu masih akan mengikuti Keputusan Kementerian Agama RI melalui sidang isbat dan kemungkinan besar akan menetapkan tanggal 1 Syawal adalah hari Sabtu Pon 22 April 2023 dengan jumlah hari bulan Ramadhan 30 hari.

“Namun demikian, untuk kepastian semua hal di atas kita tetap dianjurkan menunggu hasil sidang itsbat yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah, yang dalam hal ini adalah Kementerian Agama RI,” kata Mashari.

Oleh Moch. Zainuddin

Baca juga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Terkini

error: Konten diproteksi!