LingkarAlam.com, Tuban – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tuban, Dr. Ahmad Munir, M.Hum mengatakan, bahwa secara bahasa Isra artinya perjalanan di malam hari. Sementara Mi’raj adalah naik tangga.Jumat (17/02/2023)
“Peristiwa ini tidak bisa dilogikakan, Rasulullah menempuh jarak ribuan kilo hanya dalam satu malam,” kata Ahmad Munir dalam tausiyahnya di radio di RRI Tuban jelang peringatan Isra Mi’raj dengan tema “Perkuat Keimanan dan Persaudaraan dalam Momen Isra Mi’raj”.
Untuk generasi muda, Ahmad Munir berpesan agar selalu menuntut ilmu sebanyak mungkin. Namun dia mengimbau jangan sampai lupa sholat.
“Sholat merupakan suatu bukti penghambaan. Dan shola sesungguhnya bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar,” katanya.
Sholat adalah kewajiban. Ada atau tidak ada siapapun tetap harus dilaksanakan. “Jika diimplementasi dalam kehidupan sekarang ini sebagai ASN atau profesi yang lain, ada atau tidak ada pimpinan tetap melaksanakan pekerjaan dengan baik,” katanya.
Admad Munir mengingatkan masyarakat untuk terus memperbanyak membaca Al-Qur’an, menperbanyak istighfar dan memperbanyak sholat sunah, (Qobliyah, Ba’diyah dan sholat Dhuha).
Sementara itu, Kasi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Tuban Mashari yang mendampingi Kankemenag dalam acara ini mengatakan, yang terpenting adalah memperbaiki kualitas sholat.
“Kalau kualitas sholatnya bagus, maka ibadah lain maupun perilaku keseharian juga pastinya akan bagus pula,” kata Mashari.
Perintah sholat dalam peristiwa Isra dan Mi’raj, kata Mashari, mengandung tiga pesan penting.
“Sebagai hamba Allah, pertama memperbaiki hubungan dengan Allah, kedua dengan Rasulullah dan ketiga dengan sesama manusia. “Akhir dari sholat adalah salam yang mendoakan semua manusia, artinya sebaik apapun ibadah kepada Allah kalau tidak dibarengi dengan cara bersikap yang baik kepada manusia maka semua akan sia-sia,” kata Mashari.[]
M ZAINUDDIN