LingkarAlam.com, Bojonegoro – Camat Dander, Kabupaten Bojonegoro, Nuril Anshori menekankan, semua pelaksanaan infrastruktur fasilitas umum di wilayahnya harus memenuhi mutu dan kualitas yang telah ditentukan di dalam kontrak yang telah disepakati.
Hal ini dikatakannya menanggapi ihwal pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan aspal di Desa Sumberagung.
“Kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan fisik utamanya infrastruktur fasilitas umum seperti pembangunan jalan, penekanan kami kepada timlak maupun Pemdes agar selalu menjaga mutu dan kualitas,” kata Nuril Anshori, Kamis (9/3/2023).
Dia juga meminta, pihak pemdes maupun timlak memperhatikan metode pelaksanaan di dalam proses pelaksanaannya.
“Begitupula metode dalam pelaksanaan pekerjaan dan kelengkapan penunjang juga harus diimplementasikan di lapangan, sehingga tidak terjadi permasalahan seperti adanya kecelakaan pengguna jalan,” katanya.
Diketahui, sebelumnya pembangunan jalan itu memakan korban seorang guru. Akibatnya dia harus di rawat di Rumah sakit. Kecelakaan tersebut diakibatkan pekerjaan lapisan pondasi agregat dari material batu yang belum kunjung selesai, sehingga memakan korban. Bukan sekali itu saja, kecelakaan dengan sebab yang sama juga kerap terjadi.
Proyek pembangunan jalan desa dengan spesifikasi konstruksi aspal tersebut juga tidak memasang papan nama sebagai bentuk tanggung jawab transparansi publik terhadap pengelolaan keuangan negara. Berikut rambu jalan sebagai peringatan jika jalan sedang diperbaiki juga tidak nampak di lokasi.
Menurut keterangan warga, pelaksanaan proyek Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Desa dengan anggaran Rp 2 miliar lebih harusnya lebih mendahulukan pekerjaan drainase, baru setelahnya pekerjaan jalan.
“Pembangunan jalan ini akan lebih baik jika sebelumnya jalan ini mempunya saluran irigasi seperti U-ditch. Jadi bisa menopang beban konstruksi jalan ini. Kalau belum ada drainasenya, dikuatirkan akan muncul permasalahan yang berdampak pada umur konstruksi atau kerusakan jalan.
Seperti diketahui, drainase mempunyai fungsi untuk menurunkan permukaan air tanah. Hal ini biasanya diterapkan di daerah-daerah yang rawan banjir sehingga apabila terjadi hujan deras maka daerah tersebut tidak langsung dipenuhi air. Manfaat yang sama juga diterapkan pada area yang sedang dalam proyek pembangunan.
Tidak hanya itu, pada lingkungan yang masih labil, keberadaan air yang terlalu banyak dapat pula menyebabkan erosi dan banjir yang berpotensi merusak jalan. Dengan dibangunnya sistem drainase, kejadian-kejadian buruk tersebut pastinya bisa dihindari.
Sementara itu, Warsito Tim pelaksana kegiatan yang telah ditunjuk Desa mengatakan, bahwa proyek pembangunan jalan aspal ini mempunyai pagi anggaran Rp 2 miliar lebih yang bersumber anggaran dari BKK Desa.
“Proyek pembangunan jalan aspal ini rencananya akan mempunyai panjang 1,065 Km dengan lebar 4 meter. Sebelum lebaran ditargetkan pengerjaan Base Course (Beskos) sudah rampung,” kata Warsito, Rabu (8/3/2023).
Saat ditanya ihwal proses lelang, mulai pengumuman, pagu anggaran hingga penawaran pemenang lelang, penandatanganan kontrak hingga batas akhir pelaksanaan,Warsito tidak menjawabnya dan menyuruh media ini untuk datang langsung ke Kantor Desa
“Gak wani jawab nemen-nemen mas (Tidak berani menjawab berlebihan mas). Besuk langsung ke Kantor desa saja,” kata Warsito.
Penulis : M. Zainuddin