Senin, Desember 1, 2025
spot_img

Pasokan Ready Mix Diduga Tidak Sesuai Nota, Pelaksana Proyek BKKD di Desa Jari Gondang Tuntut Pertanggungjawaban Pabrikan

Bojonegoro, Lingkaralam.com — Proyek pembangunan jalan rigid beton di Desa Jari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro kembali menjadi sorotan. Pelaksana proyek menyampaikan kekecewaan mendalam atas dugaan pengurangan volume beton ready mix yang dikirim oleh pabrikan batching plant PT Nusantara Jaya Perkasa, pabrikan asal Nganjuk, melalui pihak ketiga.

Proyek tersebut diketahui berasal dari Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) Bojonegoro Tahun 2025, yang menuntut akurasi dan ketepatan mutu material sesuai spesifikasi kontrak. Proyek BKKD mekanisme pelaksanaannya dilakukan secara padat karya dengan pendampingan dari Pemkab Bojonegoro dan pengawasan dari kejaksaan negeri (Kejari) Bojonegoro.

Dalam nota pembelian, setiap truk molen tertulis mengangkut 6 m³ beton. Namun, hasil pengukuran teknis di lapangan menunjukkan bahwa volume pengecoran dari satu truk hanya memenuhi sekitar 4,556 m³ atau dibulatkan 4,6 m³.

Perhitungan pelaksana berdasarkan dimensi pengecoran sebagai sampling teknis:

  • Ketebalan: 17 cm (0,17 m)
  • Lebar: 4 m
  • Panjang: 6,7 m

Rumus Volume
V = 0,17 × 4 × 6,7 = 4,556 m³

Dengan demikian terdapat selisih kekurangan ±1,44 m³ dari yang seharusnya, atau sekitar 24% dari volume yang dibayar.

“Kami bayar 6 kubik per truk molen, tapi yang datang volumenya tidak sampai 5 kubik. Ini jelas merugikan dan bisa berdampak pada kualitas struktur rigid beton,” ujar salah satu pelaksana yang enggan disebut namanya, Senin (1/12/2025).

Pihak pelaksana mengaku telah mengajukan protes kepada pihak ketiga yang menjembatani pembelian ready mix. Namun respons yang diterima dinilai tidak profesional.

“Kami malah disuruh lanjut kerja tanpa solusi. Sikap demikian sangat mengecewakan dan terkesan mengabaikan tanggung jawab,” keluhnya.

Hal ini tentunya dapat mengindikasikan adanya pelanggaran terhadap spesifikasi teknis maupun etika bisnis dalam rantai pasokan material konstruksi.

Dia juga menyebutkan, bahwa pelaksanaan pekerjaan jalan rigid beton ini membutuhkan suplai sekitar 200 armada truk molen untuk memenuhi volume beton yang telah direncanakan. Namun, realisasi pengiriman baru mencapai 6 armada.

Pelaksana proyek berharap pihak pabrikan dan pihak ketiga segera memberikan klarifikasi, melakukan pengecekan bersama, dan bertanggung jawab penuh jika terbukti terjadi pengurangan volume.

Hingga berita ini diterbitkan, PT Nusantara Jaya Perkasa belum memberikan pernyataan resmi terkait keluhan tersebut.

Oleh M. Zainuddin

Baca juga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Terkini

error: Konten diproteksi!