Lingkaralam.com,Bojonegoro-Langka pupuk bersubsidi terutama jenis urea di rasakan para petani di wilayah Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro,Kini para petani mulai membeli pupuk subsidi dengan harga mahal melebihi harga eceran tertinggi (HET),Rabu (05/04/2023).
Persoalan harga sebenarnya bukan menjadi masalah serius, meski rata-rata pupuk urea yang banyak diburu petani dijual melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 2.300 per kilogram.
Begitu pula dengan yang dialami petani di kawasan Bojonegoro saat ini, harga urea subsidi tembus Rp 280 ribu kemasan 50 kilo gram,Harga ini jauh melambung di atas HET yang cuma Rp 2.300 per kilogram untuk jenis Urea.
Data yang di himpun pewarta lingkaralam.com,Pupuk urea yang tembus harga Rp 280 ribu kemasan 50 kilo gram adalah pupuk dari luar daerah yang dijual kepada petani dengan transaksi bersembunyi sembunyi,”Ujar pembeli yang gak mau di sebut namanya.
Seorang petani di Desa Semen Kidul, mengimbuhkan untuk harga satu sak urea Rp 280 ribu, Senada yang disampaikan petani di Desa Pandantoyo Kecamatan Kapas,Petani yang tidak mau disebut namanya,menjelaskan stok pupuk tersebut di waktu malam,sebab pupuk tersebut dari luar Daerah Bojonegoro,sering di sebut pupuk elegal,”Katanya.
Sekadar mengingatkan,Sesuai Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 734 Tahun 2022, pada 2023 HET pupuk bersubsidi dipatok masing-masing senilai Rp2.250,00 per kg untuk pupuk urea, Rp2.300,00 per kg untuk pupuk NPK, dan Rp3.300,00 per kg untuk pupuk NPK dengan formula khusus kakao.
Mengacu Pasal 14 Penebusan Pupuk Bersubsidi oleh Petani atau Kelompok Tani di Pengecer menggunakan Kartu Tani dan/ atau sistem penebusan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian.[]
ReporterBudi Hartono