Bojonegoro, Lingkaralam.com – Proses tender proyek batching plant pada program Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) di Desa Dengok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, kembali menuai sorotan. Meski diikuti oleh empat perusahaan, tiga di antaranya berasal dari wilayah lokal Bojonegoro, namun pemenang justru datang dari luar daerah.

PT Gading Kencana Mulya, perusahaan asal Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ditetapkan sebagai pemenang tender. Keputusan ini memicu kekecewaan sejumlah pelaku usaha lokal yang merasa hanya menjadi “penonton” di daerahnya sendiri.

Para peserta lelang menilai proses tender tersebut sarat kejanggalan. Dugaan ketidakterbukaan panitia muncul setelah nilai penawaran yang beredar disebut-sebut tidak sinkron dengan data yang seharusnya. Indikasi perbedaan nilai penawaran itu memunculkan dugaan kuat bahwa proses lelang tidak berjalan sehat.

“Kalau nilai penawaran saja sudah tidak transparan, bagaimana kami bisa percaya prosesnya bersih? Sejak awal sudah terasa janggal,” ujar salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya.

Sejumlah pelaku usaha berharap Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses lelang BKKD, khususnya untuk proyek-proyek yang melibatkan penyedia dari luar daerah. Mereka menilai keberpihakan terhadap perusahaan lokal sangat minim, padahal kapasitas dan fasilitas penunjang sebenarnya memadai.

Hingga berita ini diturunkan, panitia lelang belum memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan ketidakterbukaan nilai penawaran tersebut.

Proyek BKKD Desa Dengok kini menjadi sorotan publik, terutama terkait pentingnya transparansi dalam setiap tahapan pengadaan agar tidak menimbulkan dinamika negatif di kalangan pelaku usaha maupun masyarakat. (Tim/La).